
Caranya, penekan jarum pada pelampung diturunkan. Posisi pelampung jadi lebih tinggi. Sehingga, lebih cepat menekan jarum pelampung agar cepat menutup aliran bensin. “Volume bensin di mangkuk berkurang. Istilahnya ditekorin,” tambah Adri, panggilan akrab Adriansyah.

Ada dua teknik yang lazim digunakan. “Diganjal potongan ampelas atau pelat seng. Bisa bekas soft drink,” jelas lulusan Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN) Jakarta ini.
Tinggal dipotong mengikuti bagian bawah dari penekan jarum. Lalu selipin (gbr. 2). Asal penempatannya pas dan nggak longgar, dijamin bakal lepas.

Jenis karbu kedua adalah yang penekan jarum dari pelat (gbr. 3). Biasanya di motor 4-tak punya produk Suzuki atau Yamaha. Caranya lebih mudah. “Tinggal ubah saja. Ditekuk sesuai keinginan,” papar Agus Unyil, mekanik Sotokaw Racing, Rempoa, Jakarta Selatan.
Soal besarnya ubahan, Adri kembali mengingatkan jangan lebih dari 0,5 mm. “Terlalu besar bensin akan tekor. Putaran atasnya akan mbrebet karena kehabisan pasokan di mangkuk,” cocor Adri.
Jelas, kan? Chuenk
Fotografer : Setio Widayanto
copyleft from:http://www.motorplus-online.com/articles.asp?id=6481
Tidak ada komentar:
Posting Komentar