Pertamina Akui Sulit Cegah Penyelundupan BBM Subsidi di Laut - Kusnadi Komputer
Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?
  • Tujuan dari Yayasan Sasmita Jaya adalah mewujudkan suatu sarana pendidikan yang murah dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa melupakan kualitas dari pendidikan itu sendiri
  • SMK yang memiliki kesetaraan dalam Ilmu dan Teknologi, Mampu bekerja, Ber-akhlak mulia, dan selalu Ikhlas dalam Pengabdian.
  • Layanan Hosting serta desain website, sehingga akan menjadi sebuah solusi lengkap untuk kebutuhan website bisnis anda.
  • Sajikan saat hangat dengan secangkir teh, saya percaya, Anda akan mendapat pujian dari keluarga tercinta. Selamat Mencoba.
  •  Wujudkan impian anda untuk segera HAMIL.
  •  Hanya dengan satu akses untuk pencarian dari 47.732.098 pekerjaan yang dipublikasikan oleh 70.845 situs di dunia

Sabtu, 22 September 2012

Pertamina Akui Sulit Cegah Penyelundupan BBM Subsidi di Laut


Jakarta - PT Pertamina (persero) mengakui aksi penyelundupan BBM Bersubsidi di tengah laut cukup sulit untuk diberantas. Pasalnya selama inti masalahnya karena disparitas harga antara BBM subsidi dan non subsidi terlampau jauh, penyelundupan minyak akan terus terjadi.


Seperti dikatakan Vice President Communication Pertamina, Ali Mundakir, sulit bagi Pertamina untuk menangkal aksi penyelundupan BBM bersubsidi yang terjadi di tengah laut, pasalnya banyak kasus BBM subsidi yang disalurkan ke nelayan (berhak dapat subsidi) dan oleh nelayan disalah gunakan kemudian dijual ditengah laut tentunya Pertamina tidak bisa berbuat banyak.



"Kita bertanggung jawab menyalurkan BBM subsidi, di point pembelian BBM subsidi nelayan membeli beberapa liter solar, lalu dikumpulkan (ditimbun) dan oleh nelayan dijual ditengah laut ke kapal asing atau kapal yang tidak boleh membeli BBM susbdi, kita (Pertamina) bisa apa," kata Ali ketika dihubungidetikFinance, Sabtu (22/9/2012).



Menurut Ali, banyak kasus terjadi seperti itu, pasalnya disparitas harga dimana harga Solar subsidi Rp 4.500 per liter, sementara harga keekonomian solar Rp 10.000 per liter. Dengan menjualnya ke kapal-kapal besar ditengah laut bagi seorang nelayan sudah memberikan keuntungan yang sangat besar.



"Selama masalah utamanya pada disparitas harga, kasus seperti ini akan terus terjadi, karena solar subsidi Rp 4.500 per liter, sementara hargasolar keekonomian Rp 10.000 per liter, jadi disparitas harga yang lebar ini membuat orang terpancing melakukan tindak kejahatan ini," ucapnya.



"Tetapi pada intinya, Pertamina berusaha untuk mencegah upaya tersebut dengan menakar pembelian BBM subsidi, jika kapalnya berukuran kecil sementara beli BBM nya banyak itu tentunya perlu dicurigai, dan Pertamina siap melakukan tindakan apabila ada kecurigaan kuat BBM subsidi tersebut akan disalahgunakan," tandasnya.



Sebelumnya, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kanwil DJBC Khusus Kepulauan Riau berhasil menangkap 2 Kapal berbendera asing yang diduga melakukan penyelundupan BBM Subsidi milik Indonesia dengan total sebanyak 850 ton solar subsidi, jika upaya penyelundupan tersebut berhasil negara berpotensi mengalami kerugian hingga miliaran rupiah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar