Kusnadi Komputer: bur up
Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?
  • Tujuan dari Yayasan Sasmita Jaya adalah mewujudkan suatu sarana pendidikan yang murah dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa melupakan kualitas dari pendidikan itu sendiri
  • SMK yang memiliki kesetaraan dalam Ilmu dan Teknologi, Mampu bekerja, Ber-akhlak mulia, dan selalu Ikhlas dalam Pengabdian.
  • Layanan Hosting serta desain website, sehingga akan menjadi sebuah solusi lengkap untuk kebutuhan website bisnis anda.
  • Sajikan saat hangat dengan secangkir teh, saya percaya, Anda akan mendapat pujian dari keluarga tercinta. Selamat Mencoba.
  •  Wujudkan impian anda untuk segera HAMIL.
  •  Hanya dengan satu akses untuk pencarian dari 47.732.098 pekerjaan yang dipublikasikan oleh 70.845 situs di dunia

Tampilkan postingan dengan label bur up. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label bur up. Tampilkan semua postingan

Selasa, 24 April 2012

Korek Harian 4-Tak : Setting Karburator

Meski bisa pertahankan karbu standar bawaan pabrik, kohar alias korek harian 4-tak tetap perlu ubah setingan. “Kompresi sudah naik dan kem dikorek, karbu sebagai pemasok gas bakar harus disesuaikan,” jelas Teng Suang Hak, mekanik Ahak Motor, yang mangkal di Jl. Kapuk Raya, No. 55D, Jakarta Utara.

Pria akrab dipanggil Ahak itu, ajukan tips simpel nyeting main-jet dan pilot-jet. “Tidak pake patokan. Soalnya karakter masing-masing kohar beda. Kuncinya, rasakan saja dampak di mesin,” kata Ahak yang sibuk garap motor balap pesanan saat ditemui Em-Plus di bengkelnya.


Lakukan penyetelan gas dan angin secara maksimal. “Jika teriakan mesin pada setelan gas tertinggi kurang njerit, berarti main-jet memang kurang. Coba naikan 5 angka dulu,” kata lelaki berambut cepak ini.

Setelah itu, coba tarik gas. Jika pada gas tinggi tampak kayak ada kosong, alias ada jeda pada pasokan bensin. “Itu main-jet masih kurang. Bisa naikan satu step lagi, atau jadi 7 atau 7,5 angka. Biasanya, untuk kohar kenaikan itu sudah cukup tinggi,” ingatnya.

Sebaliknya, jika saat digas malah terasa mbrebet di putaran atas. Itu artinya, kenaikan main-jet yang dilakukan terlalu besar dan harus diturunin. Selain mbrebet, setelan main kegedean juga berdampak bensin boros. “Bensin terbuang dan nggak terbakar maksimal. Bisa dilihat di busi. Kalau cepat sekali hitam, berarti setelan kegedean pas,” ujar Ahak lagi.

Sementara untuk setelan pilot-jet, gejalanya juga dideteksi dengan beberapa hal. Gejala pertama, jika motor susah hidup setelah dilakukan korekan. “Atau setelah hidup, tapi pada putaran bawah tampak seperti ada kosongnya. Kayak bensin enggak jalan. Itu artinya pilot-jet perlu dinaikan,” katanya.

Cara menaikan juga bertahap. “Sama kayak kenaikan main-jet, coba dinaikan 5 angka dulu,” tambah mekanik yang sukses bikin Kanzen melejit di pentas pasar senggol Jakarta.

Ahak kasih ancer-ancer, kebiasan yang dilakukannya, setelan pilot-jet maupun main–jet untuk kohar, pas pada penambahan antara 5 sampai 7,5 angka. Tentu saja, tergantung karakter korekan dan jenis karburator. “Tapi dari pengalaman, setingan pilot dan main-jet koharenggak pernah sampai 10. Jenis karburator apapun, deh,” tutup Ahak

dikutip dari www.motorplus-online.com

KOrek Harian

Korek Mesin Yamaha Jupiter Z

Aplikasi korek mesin bukan hanya berujung pada penggunaan motor di lintasan balap a.k.a Circuit, juga ga harus bikin motor wajib ngandang di bengkel mulu karena emang udah ga bisa dipake harian, dan terus menerus di riset untuk perkembangan dan maintenance. Yang satu ini korek mesin untuk Jupiter Z dipake ngampus oleh sang empunya.
Pinky Jupie...Pinky Jupie…
Korek harian bisa saja  dibatasi oleh rasio kompresi dan bahan-bakar yang akan dipakai, karena pilihan di pompa bensin cuma ada premium untuk kompresi 9 : 1 hingga pertamax plus yang kuat menahan kompresi 11:1, tapi untuk part lain bebas dan tidak ada aturan mau seberapa ekstreme hehehehee…
Piston KAZEPiston KAZE
Seperti yamaha jupiter z yang satu ini, modif pertama yang disasar adalah meningkatkan kapasitas mesin dari 110cc menjadi 129cc yang ditempuh dengan cara menebus piston Kawasaki Kaze oversize 1.75. Agar masih dapat digunakan sehari-hari maka liner bawaan pabrik pun dilengserkan dan diganti dengan boring milik Kawasaki Kaze, hanya saja panjangnya perlu disesuaikan dengan milik Jupiter Z.
Kelar menata rasio kompresi, maka selanjutnya menyasar pada diameter porting intake yang reamer sebesar 22mm agar mampu diajak berlari penuh tenaga di putaran mesin 10,000 RPM. Noken As pun tak luput menjadi sasaran modifikasi, dijadikanlah noken as racing jupiter z dengan durasi ditentukan 282 derajat dengan lift 8.1mm untuk intake dan 7.9mm untuk exhaust.
Noken As papasanNoken As papasan
Knalpot menebus punya bang Asep Hendro dari AHRS Factory tipe lama, CDI cukup mengandalkan CDI Digital Varro. Sebagai pengunci ubahan modifikasi dipilihlah karburator KOSO 28mm untuk mendampingi keseharian kuliah. Kalau diselah, duh bunyinya bikin ribut satu kampung huekkehheueukeek… :)
Knalpot Asep euuyyy..Knalpot Asep euuyyy..
Sebagai pendukung penampilan cover body dilengserkan dan diganti labur warna pink -kesannya Gay banget ya hehehehheh sorry bro no offense- katanya biar keliatan centil motornya tapi begitu di gas Garang! Yaaahhh… mirip si Susy yang imut dan centil tapi kalo lagi marah bisa jadi Susilo! Huakakakakakak
Pokoknya tetap sehat tetap semangat biar bisa Gas Polll…!!!
Spesifikasi teknis : Porting inlet 22 mm , porting exhaust 20mm, Piston Kawasaki Kaze, Klep inlet dan exhaust Honda Legenda, Camshaft Vega papasan, Rocker arm Vega Lama, Pir Klep Suzuki Shogun, knalpot AHRS dimodif ulang, kampas kopling Honda Grand, pir kopling Yamaha RX-King.
R.A.T MOTORSPORT
.: house of performance :.
Tropodo Indah Blok N no26-28
Waru – Sidoarjo
085645577007

Korek Harian 4-Tak (1) Bukan Korek Balap…


Korek Harian 4-Tak (1)

Bukan Korek Balap 4-Tak!

Populasi bebek 4-nada kian bengkak. Yang nyemplak tidak mulu ibu-ibu ke pasar, nona-nona ke sekolah dan bapak-om ke kantor. Atau ojeker yang maunya irit. Tapi, bebek ini jadi kebanggan anak muda. Lebih ekstrem lagi, anak muda aliran olip alias ogah disalip.
Kalangan penyuka 4-tak ini, tentu belajar dari balapan. Entah itu MotoGP atau pasar senggol. Oooo… nyatanya 4-tak juga bisa kencang, ya. Berarti bisa kena sentuhan kohar alias korek harian. Iya, motor yang disuntik kemampuannya dari kondisi standar pabrik. Di zaman 2-tak, disebut korek jalanan.
Nah, era 4-tak sebut saja si kohar tadi. “Korek harian sama saja dengan korek jalanan. Intinya, lebih enak dari standar pabrik,” papar Zainudin mesra dipanggil bang Zai yang dulunya tukang korek jalanan 2-tak. Sekarang doski fokus korek harian 4-tak, tentu ikut berlaga di pasar senggol.
Aroma kohar wajib dibatasi. Otak-atik komponen mesin ditujukan sebagai kendaraan penunjang rutinitas. Fungsi, ketahanan, serta kenyamanan tetap kental pada kohar. “Lebih enak sekitar 20 persen tenaganya dari pabrik,” jelas Andika Bintang Budaya alias Gandhoz, mekanik yang juga instruktur HMTC.
So, bisa dipahami kan? Kohar bukan korekan balap. Ini pada 4-tak saat ini. Dulu, era 90-an, korek harian di 2-tak identik dengan balapan benaran 2-tak. Terutama kelas standar pemula 110 cc 2-tak. Di kelas ini, dilarang mengganti komponen dengan kompetisi. Murni bawaan pabrik yang dikorek di sana-sini.
Sementara, balap 4-tak di pemula dan senior, motornya setara. Yang membedakan kategori pembalapnya. Makanya, “Spek 4-tak untuk balap tak bisa mentah-mentah diterapkan di korek harian,” jelas tambah Gandhoz.
Kohar telah lama dikenal. Ya, sejak motor dijual. Biasa, itu hobi otak-atik menjalar ke jalanan. Dulu, lebih akrab disebut korek jalanan. “Apalagi saat kebut-kebutan di jalan ramai. Korek jalanan banyak dilakukan bengkel umum. Tapi masih murni akal-akalan mekanik,” kata Chairul alias Bang Yun, mekanik Yun’s Motor di Joglo, Jakarta Barat.
Perkembangan teknologi, kohar tidak sekadar mengandalkan mekanik. Onderdil pendukungnya, marak diperjualbelikan. Contoh, ratusan jenis knalpot racing, onderdil mesin, pengapian, bahkan peranti ciet. Kohar pun dapat angin. Bagi oknum anak muda, eh, malah berlanjut ke bali. Yang ini mah keliru.
Makanya, sesuai definisinya, kohar harus tetap mengandung tiga hal. Yaitu, fungsi, kenyamanan dan keamanan. Tetap punya perlengkapan lalulintas, rem pakem, dan layak bagi umum.
Kan korek harian tidak mengubah fungsi utama. Dia tetap sebagai kendaran sehari-hari mengantar sampeyan sampai tujuan. Berarti, setingan tidak terlalu boros dan tahan alias tidak rentan jebol. Makin ekstrem ubahan, kian rawan daya tahannya. “Memaksakan kemampuan motor jelas punya risiko. Kecuali sekalian ikut balap,” wanti Bang Zai lagi.
Unsur keamanan, ubahan korek harian musti mengikutkan standar. Misal, ubahan pada ban dan sistem pengereman bisa mendukung kecepatan akibat dikorek. “Ini wajib, termasuk untuk 4-tak,” tambah BangYun.
Korek Harian 4-Tak (2)
Batas Patokan Kompresi

Patokan kompresi korek harian alias kohar 4-tak, sudah pasti enggak bisa jor-joran. Alasan paling mendasar, soal bahan bakar yang digunakan. Motor kohar nggak mungkin pakai bensol. “Kalau nggak Premium, ya Pertamax. Oktan nggak terlalu tinggi. Kompresi tinggi dampaknya detonasi dan nggelitik,” jelas Ibnu Sambodo, begawan korek 4-tak Manual Tech.
Pakdhe, panggilan akrab Ibnu Sambodo, kasih ancer-ancer. Patokan kompresi jangan lebih dari 11 : 1. “Pangkasan total maksimal kira-kira 1 mm saja,” tambah mekanik Suzuki Hendriansyah Pennzoil itu.
Cara pangkas bisa berbagai macam. “Bisa pangkas blok antara 0,3 sampai 0,5 mm. “Demikian juga kepala silinder. Jangan lebih dari itu,” tambah Andika Bintang Budaya alias Gandhoz pengajar di sekolah mekanik HMTC.
Atau, bisa saja dengan mengurangi tebal paking blok dan head. Misal dari 0,6 mm diganti 0,3 mm. Lumayan bisa mendekin 0,3 mm. Baru kekurangannya ditambah lewat pangkasan.
Kalaupun mau pangkas, mending pilih salah satu saja. Mau blok atau kepala silinder. “Jadi kalau mau distandarin lagi, tidak perlu ganti dua-duanya. Kan, yang satu bagian masih orisinal. Kalau blok yang dipangkas, cukup ganjal blok bawah dengan paking aluminium. Bisa standar lagi,” kata Pakdhe kasih tips. Bener juga, tuh.
Mengikuti ubahan itu, piston juga wajib kena pangkas. Agar posisinya sesuai perubahan blok dan head-nya. “Kan bentuk dan panjang ruang bakar sudah berubah. Kalau nggak diubah, piston akan nongol. Makanya, harus disesuaikan juga bentuknya,” tambah Pakdhe. 

Korek Harian 4-Tak (3)

Batasan Korek Kem
Korek harian (kohar), sah-sah saja korek kem. Bisa dipangkas atau diganti dengan kem modif. Tapi tentu tidak ekstrem seperti halnya di balap. “Kohar perlu dipikirkan ketahanan untuk harian. Lagian, komponen pendukung lain masih standar,” jelas Darojat, mekanik Jogja yang kini tangani Suzuki Istana Asevedo Racing, Purwokerto, Jawa Tengah.
Olah kem, langkah pertama tentukan dulu tinggi angkatan klep (lift). Tak perlu tinggi-tinggi. “Makin tinggi lift, per-klep makin tertekan. Dipake harian riskan boros per-klep,” tambah laki-laki hitam manis ini.
Untuk patokan, Darojat kasih rumus. Tinggi lift cukup 30% x diameter payung klep in. Misal untuk Shogun 110, lift maksimal 30% x 25 mm = 7,5 mm.
Cara pangkasnya, setengah badan kem, yaitu pada bagian yang bawah atau yang gemuk, dikikis rata seluruh bagian (gbr. 1). “Misal 0,8 mm, maka pangkasan harus rata seluruhnya. Awas, jangan sekali-kali ubah bagian pucuk kepalanya. Karena akan mengubah lube center (lb),” ingatnya.
Lho, apa itu lube center (LB)? Coba dibuka di situs Accelerated Motion Performance Product. Definisi LC adalah derajat dari titik mati atas menuju puncak bumbungan kem.
Lanjut ke pangkasan cari lift. Darojat kasih ilustrasi pangkas 0,8 mm pada kem Shogun 110. Hasilnya, lift jadi 6,6 mm. “Tinggal hitung persamannya kalau mau pangkas lebih,” jelas mekanik berambut kriting ini.
Lanjut ke durasi yang tidak butuh terlalu lama. Itu justru tidak efisien. Lagi-lagi, faktornya karena komponen lain tidak banyak berubah. “Cukup 300 derajat,” asumsi Darojat.
Untuk nentuin bukaan klep in, pakai rumus patokan durasi dibagi 2 dikurangi lube center (LC). Misal Yamaha Vega dengan LC = 102, ingin dicari dengan bukaan 300 derajat. Maka bukaan klep masuk adalah (300/2)-102 = 48 derajat sebelum TMA (Titik Mati Atas). Klep masuk menutup dicari dengan rumus durasi-180-bukaan in, atau 300-180-48. Ketemu angka 72 derajat setelah TMB (Titik Mati Bawah).
Untuk klep buang, tinggal dibalik. Buka 72 derajat sebelum TMB dan menutup 48 setelah TMA. Cara pangkasnya, kikis pinggang bagian atas ke arah kepala kem (gbr. 2). “Cukup disesuaikan. Dipangkas sedikit bertahap, lalu di cek sampai ketemu durasi yang diinginkan,” paparnya. Tapi harus tahu dulu posisi top atau TMA di kem.
Ingat, pangkasan juga harus rata dan sesuai profil kem. “Kalau enggak sesuai dampak akan terasa. Pembakaran tidak sempurna. Mesin enggak njerit. Kerak juga banyak di ruang bakar,” ingatnya.
Kemudian, untuk deteksi fungsi per klep, bisa dilakukan dengan menggerakan gigi sentrik (gbr. 3). Rasakan saat diputer. Kalau dirasa ada hambatan, berarti per enggak main. Perlu diganti. Paham?
Korek Harian 4-Tak (4)
Cara Gampang Pangkas Kem
Di edisi 321/VI halaman 6, dipaparkan olah kem pakai itung-itungan rumus. Nah, kali ini cara super praktis yang jauh lebih simpel. Bisa dimulai dengan langsung memangkas kem secara rata guna mengubah tinggi angkatan klep (lift).
Soal cara dan hal yang perlu diperhatikan dalam pangkas kem, bisa disimak di edisi lalu. “Bedanya, karena cara ini tidak perlu itung-itungan, pangkasnya sedikit demi sedikit dulu dan harus rata benar. Bisa mulai dari 0,3 mm, lalu cek dulu,” jelas Adriansyah, mekanik Suzuki Pertamina Enduro 4T AHRS.
Cara ngeceknya, bisa amati dari perubahan posisi buka dan tutup klep yang dirasakan dari gigi sproket keteng. “Pasti titik buka dan tutup klep jadi berubah maju mendekati garis TMA (Titik Mati Atas),” jelas mekanik yang buka bengkel di Jl. Ahmad Yani, Jakarta Timur ini.
Bentar-bentar. Tau enggak gimana posisi buka dan tutup klep dilihat dari gigi sproket kem atau biasa disebut gigi sentris. Begini, puter gigi sentris searah jarum. Sampai terasa glek kayak berhenti, itu artinya posisi buka. Bisa dilihat juga pada posisi rocker-arm yang terlihat menekan.
Diterusin lagi muter, nanti akan terasa glek lagi. Itu artinya klep nutup. Bisa dilihat posisi rocker-arm narik balik alias mulai bebas.
Menurut Adri, panggilan akrab Adriansyah. Kalau posisi buka jadi maju 2 mata dan yang nutup maju antara 1 sampai 1,5 mata, ke arah garis TMA, berarti pangkasan bisa dirasa cukup (gbr. 1). “Kalau dicek masih kurang, bisa pangkas lagi. Biasanya sih, pangkasan antara 0,3 mm sampai 0,5 mm,” tambah pria yang Februari lalu baru melepas masa lajangnya.
Kenapa gitu? “Kalau nambahnya lebih dari 2 mata, takutnya lift terlalu tinggi. Buat harian tak perlu,” wanti mekanik yang sakses lambungkan Firman Farera dari tim Suzuki-Lindung Jaya, Medan.
Alasan kenapa harus ada selisih minimal 0,5 sampai 1 mata antara klep buka dan tutupnya, karena kalau berada pada angka yang sama, klep nutup terlalu cepat. “Makanya minimal selisih 0,5 sampai 1 mata,” jelasnya.
Soal olahan gigi sentris, Adri juga punya cara simpel lain untuk kohar. “Tanpa pangkas kem, cukup ubah lubang baut gigi sentris,” ujarnya.
Caranya begini. Lubang baut dikikir kira-kira 0,3 mm-0,5 mm. Lubang satu ke arah bawah, satunya lagi ke arah atas (gbr. 2). “Posisi geseran juga antara 2 mata saat klep buka dan 1,5 mata saat klep nutup,” analisa Adri lagi.
Ubahan itu akan jitu dongkrak putaran bawah. “Tenaga atas tetap. Beda dengan ubahan lift kem yang bikin tenaga atas ikut bagus. Tapi untuk harian, cukup,” kata alumnus Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN).
Tapi, kalau mau cara ini, enggak bisa dipaduin dengan ubahan kem. “Malah enggak pas, karena perubahan memang enggak sesuai. Salah satu aja. Terapin yang paling gampang buat korek harian,” tutup Adri

Mio VS Vario MiO vs VariO,.. Who is the Winner…???

Quantcast
//
Di Pasar skutik memang yang menarik adalah ngeliat pertarungan antara Yamaha vs Honda. Mengapa ??? Line of Product kedua ATPM ini merupakan salah satu senjata untuk menguasai pasar kendaraan roda dua. Yah tentu disamping mbebek… dan motor laki… Apalagi saat ini, pasar skutik lagi booming… yang semula diperkirakan skutik hanya untuk cewek.. sekarang banyak cowok yang tergila-gila dengan skutik… bahkan kit bore-up nya juga tersedia…tinggal ada duit aza … langsung jadiii… Oke .. let start to analize…
Analisa skutik Mio vs Vario (dua-duanya CW) yang kita gunakan dibuat secara objectiv (masukan boleh aza nanti … pas comment ocreee..) dan didasarkan pada aspek teknik dan non-teknis yang bisa dikuantitaskan… (biar nggak bias)…  :D
Engine
  • Yamaha Mio Sporty, menggunakan engine 113.7cc SOHC. Power yang dihasilkan sebesar 8.9 PS pada 8000RPM. Torsi maksimum yang dihasilkan 0.88 kgf m pada 7000RPM. Sistem pendingin masih pake udara. Compression Rationya mencapai 8.8:1.
  • Honda Vario CW, menggunakan engine 108cc SOHC. Power yang dihasilkan mencapai 8.9PS pada 8000RPM. Torsi maksimum yang dihasilkan 0.86 kgf.m pada 6500RPM. Sistem pendingin sudah menggunakan cairan. Compression Rationya mencapai 10.7:1.
Dari data-data diatas (yah asumsi semua data bener.. jadi ngikot aza nganalisanya)… Vario lebih unggul sedikit… mengapa ??? Dengan engine yang cc nya lebih kecil, power yang dihasilkan sama, sudah menggunakan liquid cooled. Tapi secara torsi kalah sedikit.. jadi untuk score nya gue judge.. nilai 10 untuk Vario, dan 9 untuk Mio.. !!!
Kopling,Suspensi, Rem, dan Ban etc.
  • Yamaha Mio, menggunakan kopling tipe kering sentrifugal, suspensi telescopic baik depan maupun belakang. Rem disc untuk depan, dan tromol untuk belakang. Velgnya menggunakan cast wheel, ukuran ban depan 70/90-14, sedangkan belakang 80/90-14
  • Honda Vario, menggunakan kopling tipe kering sentrifugal, suspensi telescopic untuk depan, dan lengan ayun untuk belakang. Rem disc untuk depan, dan tromol untuk belakang. Velgnya juga telah menggunakan cast wheel, ukuran ban depan 80/90-14 dan belakang 90/90-14
Diliat dari paparan diatas, yang nyaris sama dan nggak ada beda yang berarti diliat dari sudut pandangan konsumen, maka gue judge nilai 10 Mio demikian juga 10 untuk Vario
Harga
  • Harga Mio dibanderol hanya Rp. 11.58 juta
  • Harga Vario dibanderol sebesar Rp. 14.15 juta
Dari sisi harga dengan membandingkan harga terendah sebagai based value, maka Mio mendapatkan nilai 10, sedangkan Vario mendapatkan nilai 8 (exactnya sebesar 7.7 dibulatkan menjadi 8)
First Mover (First Penetration into the Market…!!!)
Efek ini akan memberikan brand / image yang cukup kuat bagi konsumen. Mengingat Yamaha sudah lebih dulu  masuk ke pasar skutik, dan Vario baru-baru aza… maka Mio lebih diuntungkan, sehingga gue men-judge Mio dapat nilai 10, sedangkan Vario dapat nilai 9.
Lainnya-lainnya hampir samalah… nggak ada perbedaan.. baik di sisi after sales, advertising dsb. Model gue nggak men-judge karena akan debatable.. jadi gue nggak beri nilai.. dianggap sama aza.. ocreee… let’s we summarize…
  • Yamaha Mio CW, rapotnya
    • Engine = 9
    • Kopling, suspensi dan ban etc. = 10
    • Harga = 10
    • First Mover = 10
    • Total Nilai = 39
  • Honda Vario, rapotnya…
    • Engine = 10
    • Kopling, Suspensi dan Ban etc. = 10
    • Harga = 8
    • First Mover = 9
    • Total Nilai  = 37
Dari total nilai sebenernya terlihat, bahwa Yamaha Mio Sporty mengalahkan Vario CW, dan tak heran jika Mio leading di pasar kendaraan roda dua. Dan faktor yang cukup kuat adalah harga.. bisa dibikin sama saza dengan Yamaha.. maka nilainya akan menjadi sama.. dan thus konsumen akan mulai melirik… (asumsi perilaku konsumen .. price sensitif..).

Korek Motor Yang Benar

 
 
 
 
 
 
18 Votes
Berikut ini kami mencoba berbagi ilmu utk korek harian;
Sebelum melakukan modifikasi engine motor sebaiknya kita tentukan beberapa hal yang merupakan tujuan akhir dari modif tersebut.
1. Untuk harian atau balap?
2. Bahan Bakar yang bakal digunakan?
=================================
Kalo untuk harian disarankan menggunakan maksimal bahan bakar pertamax plus.
beberapa teknik sesuai urutan yang paling sederhana dilakukan adalah sbb:
  1. Mengganti cdi utk korek harian, tapi harus memilih yang berbasis digital dan bergaransi.. rekomendasi merek brt hyperband atau neo hyperband,
  2. neo-hyperband-s
  3. Mengganti knalpot, racing harian.. klu tdk suka berisik pakai yang tipe silent ada beberapa merek seperti password atau elmer.
  4. Menaikan sedikit kompresi rasio umunya 9,2:1 bisa dengan mengganti gasker blok dengan yang lebih tipis, menggunakan kerta kalender 0.1mm,  sehingga konpresi menajdi 10.1:1, dan masih aman bila menggunakan premium tapi disarnakan pakai pertamax,
  5. Melakukan porting polish.
disini banyak yang salah mengerti bahwa porting polish bukan sekedar membersihkan kulit jeruk tetapi memperbaiki arah aliran atau flow, memperbaiki sudut setting klep dan mereface klep, rimer karbu.
jangan pernah memperbesar lubang isap dan buang karena akan membuat bensin jadi boros dan tarikan bawah jelek sekali, malah kadang2 ada beberapa motor yang lubang isapnya minta diperkecil contohnya satria 150f,
teknik ini sedikit sulit dilakukan.. tapi hasilnya akselerasi dan top speed bagus sekali dan irit bahan bakar…
porting1porting2
untuk porting rekomendasi di Ahass Bintangmotor Cibinong, dijamin pasti Siip hasilnya… jasa porting 350rb, tapi yang penting motor tdk dibuat coba-coba.
klu mau keren lagi pakai test Dyno 300rb.

Daftar Blog Saya

Total Pageviews

 Subscribe in a reader [Valid Atom 1.0] hostgator coupon Site Meter www.careerjet.co.id Adsense Indonesia My Ping in TotalPing.com Podnova Player button Technology Blogs
Technology blogs tracert Sonic Run: Internet Search Engine http://www.prcheckingtool.com Add URL 
Pro - Search Engine Submission and Optimization Services Add to Google Reader or Homepage Subscribe in NewsGator Online Add to My AOL Add to netvibes Subscribe in Bloglines Add to The Free Dictionary Add to Plusmo Add to Excite MIX Add to netomat Hub Add to fwicki Add to Webwag Subscribe to Kusnadi Computer Powered by FeedBurner
eXTReMe Tracker

Kusnadi Komputer IT Informasi, Teknologi, bisnis, hiburan, informasi terkini, informasi lowongan kerja terbaru, bumn, swasta, tni dan polri, dunia otomotif

Kusnadi Computer

Creative Commons License
The_KK_Blog's by Kusnadi Komputer is licensed under a Creative Commons Attribution 3.0 Unported License.
Based on a work at www.kusnadikomputer.co.cc.
Permissions beyond the scope of this license may be available at www.kusnadikomputer.co.cc.
free counters

Pengikut